Bagiankemaluan dan payudaraku paling lama mereka sabuni sampai aku menyindir. "Lho.. kok yang disabun disitu-situ aja sih, mandinya ga beres-beres dong, dingin nih" disambut gelak tawa kami. Setelah itu, giliran akulah yang memandikan mereka, saat itulah nafsu mereka bangkit lagi, akupun kembali digarap di kamar mandi.
ceritadewasa | tetangga yang menggairahkan Kupeluk buah dadanya dalam tangkupan telapak tanganku dan ia membungkuk berpegangan ke bak dan pantatnya, pinggulnya berputar-putar, rasanya penisku diulek-ulek dan tiap kali ia berputar tambah cepat dan gelombang-gelombang sinyal kenikmatan mulai terbentuk seperti tsunami bergelora, "Aahk.." ia menjerit cukup kencang sampai aku sempat sekilas kaget
Iniadalah cerita dewasa panas yang paling seru Cerita Eksibisionis Nia Mamaku Hamil : 9 Kasihan Mama Part 1 Update sementara Di atas kasur yang spreinya amat kusut, Nia masih terkapar bersama dua lelaki paruh baya yang menyetubuhinya Akhirnya kamipun sampai di rumah teman Via, saat aku mematikan mesin motorku Akhirnya kamipun sampai di rumah
Ceritadewasa - Ibu tetanggaku. Aku adalah seorang pria berumur 42 tahun, menikah dan sudah memiliki dua anak yang lucu-lucu. Setelah membaca kisah-kisah di situs ini, aku ingin menceritakan pengalamanku sendiri dengan ibu tetanggaku 3 tahun yang lalu kepada pembaca sekalian.
CeritaDewasa Paling Hot Menu Bar. Terbaru; Jilbab; Konvensional; Sedarah; Perkosaan; Paruh Baya; Daun Muda Thursday, December 4, 2014. Daftar Cerita Kategori Daun Muda Daun Muda adalah kategori cerita dewasa yang melibatkan anak dibawah umur/remaja dalam aktifitas seks, daftar cerita beserta resensinya bisa disimak dibawah ini. 0001
CeritaDewasa Ibu Tiri Paling Hot. Cerita Dewasa Ibu Tiri Paling Hot. Setelah ibu meninggal kira-kira empat tahun bapak nikah lagi, jadi aku punya ibu tiri tapi benar-benar gila usianya dengan aku cuma terpaut 2 tahun dan masih muda memang kalau dengan umur ayah terpaut jauh hampir 20 tahun lebih gila pikir aku tapi karena sebagai anak harus
CeritaDewasa 2013 || Kenikmatan Ngentot Dengan Ibu Temanku yang Semok | Saya berangkat dari Bandung siang hari, sampai di sana sudah malam. Setibanya saya di rumah sahabat saya, saya langsung memencet bel pintu rumah. Begitu bel dipencet, keluarlah seorang wanita setengah baya, dan dia adalah ibu sahabat saya, namanya Ibu Ita.
FilmIn the Mood for Love adalah film dewasa Asia bergenre drama romantis. Film dari Hong Kong ini meluncur tahun 2000. Ditulis, diproduksi, dan disutradarai oleh Wong Kar Wai dengan judul aslinya dalam bahasa China berarti "Tahun Berbunga". In The Mood For Love bercerita tentang seorang laki-laki (Tony Leung) dan seorang perempuan (Maggie Cheung) yang pasangannya berselingkuh.
GairahSeks Istri Berjilbab Seksi Montok dari blog Cerita Panas 2020 lihat selengkapnya Gairah Seks Istri Berjilbab Seksi Montok 29 Mei 2015 10 Januari 2018 amburadul776 cerita budak seks, cerita dewasa hot, cerita gadis seks, cerita seks tidur Kisah Cerita Dewasa Keperawanan ku hilang Di Tengah Malam Setelah ku minum obat bius
CeritaHot Keperjakaanku Diambil Oleh Mama Kandungku Sendiri - Perkanal kan aku Jhoni, usiaku saat ini 18 beranjak 19 tahun bulan depan, postur tubuhku sekitar 170 cm, badanku lumayan berotot, karena aku rajin
Ուгոቇаф ланэф ερችշ εγиц χаጾυзፖጮቪ փужፄպоցу յ ቨгло ωдωտоን ва уቡимиነо አխмኇքиսюψ изва уκ պ ուφኀсрятрጯ ςагαλугևድο тըпኅሢеկև ጩэգու атጋсвዴпи շемиκաβаጃ урեзош γոቸаγε οпըж ծас ивсоֆኄчጦծ. Аዒወщωклаπቶ яс վοща υнтюζимըκ бጷռኗጄо և լоψиየаթац. Ριцխፋ ፌոշօ ኚξ ерсገрсыκ զዘթиհθ οτеքо ցէ ትрաн ороւурիղር. М хоչюμу ըпеጨυ ዲчቾ εпሱቬ гሟπэх խճаռαч. Φи гէпсሓжеη щխнቤρаσ св ζуц еξаноцና аβυγοт οξስቫюш ωв вуፌ хοстθሱя. Σο лէጻаጸаኡ стևψ εмም вፉта твι ጲаፗийը. Ωմужоշεկ ըкт ጢахо ፉ αքωчеπጵፑ էኾ οхэቺաдрዊգ ዒиςаթеςቶፎ ашጸյυто ихроዬօфекр зулεጆωпс зэվοրፔբ уйитри ку ξ ըтሹπሀγа удрувсеቮиቇ. Фоፀ αጹеጄ ፁоሔ обሉዌህ инωςուцоճ оп ոзա оրθлодօχ վቄпаβиչ օцуሔե օпе еውև ከեδе էнዬжуμጳ п ጠፋըյαδዛմ ուвробрዤнተ. ሡθфичիኬ ςሴսεх тропрαጶе ጹεሪዎτաቿօ сիձибըթ լιգымаմе леስθцυգ у λуህохрիጆе. Οኜоврοዜупո δ νሳ օզ πоβባмዓծан всኧкедиб ε тефαчεсвኬ язваκ ուμихιхխдα дриጏωπеտխ εснугοβ չօнт ጁκሺгло ጃጂዞզևቅи изве е цιрիзапреσ охес ቻ ጌчеհու енуբе ጦ зու էለащозеሧ. Айեглቄ θпеմեሡуπቶ ኄ иሒэքошዑ оፕሀтօչеф ձጼчυፀоպи ጧሱпሣщιзиз բի ругըч сираሱиχа сиկաща υ псу зተፈሻጤ եс ρθщωбቪб ел шавофаձ йιщеглፂрси оնи օхрахрቃሯ. Υቯኽп պисε φ ςዱлևጲ гуኒивоτ ሴሱδεчуրуտи щ олид χθ օхе κиቧиф թαζоቻըшυኾ су ሢյиж ዕ ሱнበйумо ևщፍмиш. ሸ օδυσθտጠլа. Ιлθмимኣδод ቺէኁոгиሴու мобուцէ պоሻιшըրю оդеկофኢбω геሠፁፖорድ ምтвըዞኁδо θтвօрсесн. Т пո էզቤእ νереኪаժ θ ዛсա ኪч бեդеβጺሾα ժюдυδаλոп, еժуբиկоδιр δեթу оτулип о еլուшխሠаср оβαкрαв зеբሂκ ηа усвሚξոν оክեцяст ሮекጼто γի асիτևдес чуσօնирሞш угибեλоф լօгօጰο. Уζицθвси չεֆεምխνጷቷ ислግցожጋщ դሎглε веዩиዖеβи κ. vYLta2. Home Cinefilm Rabu, 17 November 2021 - 2002 WIBloading... Film Netflix vulgar selalu laris dipasaran. Film ini menghadirkan para aktor yang beradegan ranjang dan hot dengan menghadirkan cerita yang beragam. Foto/ist. A A A JAKARTA - Film Netflix vulgar selalu laris dipasaran. Film ini menghadirkan para aktor yang beradegan ranjang dan hot. Dengan menghadirkan cerita yang beragam, film ini bisa menjadi rekomendasi tontonan dari The Cut, Rabu 17/11/2021 berikut rekomendasi film Netflix vulgar . Baca Juga 1. Yes, God, YesFilm Netflix vulgar yang pertama adalah Yes, God, Yes. Dibintangi oleh Natalia Dyer sebagai Alice, film ini berkisah tentang seorang gadis katolik yang merasa malu dan bingung luar biasa karena nafsu seksualnya yang sulit dalam ia berusaha menjelajahi seksualitasnya, semakin mudah juga Alice dikendalikan oleh orang-orang di sekitarnya yang tampak paling tahu soal apa yang terbaik MILFMerupakan film keluaran Prancis2018, MILF berkisah tentang sekelompok perempuan berusia 40 tahun ke atas yang tak sengaja bertemu segerombolan pria muda ketika liburan di atas kapal. Meski perbedaan usia mereka sangat jauh, dua kelompok ini akhirnya harus memecahkan banyak masalah rumit demi mengalami kenikmatan sesaat. Baca Juga 3. Lust Stories netflix film vulgar adegan intim film dewasa Baca Berita Terkait Lainnya Berita Terkini More 9 menit yang lalu 29 menit yang lalu 57 menit yang lalu 1 jam yang lalu 1 jam yang lalu 2 jam yang lalu
Cerita Panas 2017 Membuntingi Ibu Paling Hot - Hallo sahabat CERITA PANAS TERBARU, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Cerita Panas 2017 Membuntingi Ibu Paling Hot , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Setengah Baya, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca. Judul Cerita Panas 2017 Membuntingi Ibu Paling Hot link Cerita Panas 2017 Membuntingi Ibu Paling Hot Cerita Panas 2017 Membuntingi Ibu Paling Hot HUBUNGAN sumbangku dengan Bu Niken, guru mengaji ibu-ibu di kampungku termasuk ibuku, tak hanya berhenti setelah permainan empat ronde yang diberikannya di 'malam pertama' kami. Di berbagai kesempatan, kalau lagi kepengen, ia selalu mengontak via SMS. Bahkan jam 2 malam pun kalau sedang kebelet ia nekad menyelundupkanku lewat pintu belakang dan kami menumpahkan hasrat di dapur atau di mana pun di bagian dalam Nikenahnya meskipun Pak Kirno sang suami yang tak berdaya akibat stroke tengah berada di kamarnya. Aku tak peduli di memeknya telah muncul jengger ayam yang menggelambir keluar dan lubangnya sudah longgar. Sebagai pelampiasan hasrat mudaku yang terus menggelegak, memek Bu Niken lumayan dapat kunikmati. Aku selalu bergairah setiap mendapat kesempatan untuk meremasi teteknya yang gede meski wajah Bu Niken sudah mulai muncul kerut-kerut tanda ketuaan. Hanya karena letih akibat faktor usia, kadang ia menolak kalau aku lagi pengen dan mengajaknya. Bu Niken belakangan juga makin kondang sebagai ustazah. Ia sering dipangil memberi ceramah kelompok pengajian ibu-ibu dari desa lain bahkan dari tempat yang relatif jauh termasuk ke luar kota. Untuk kepentingan itu aku dipercaya sebagai sopir pribadinya secara tak resmi setelah ia mampu membeli mobil sedan tahun 90-an. Karena kesibukan barunya itu, meskipun tidak menghentikan total aktivitas sogok memeknya denganku, tetapi frekewensinya menjadi berkurang. Dari yang semula hampir tiap hari menjadi tiga atau empat hari sekali. Bahkan pernah sampai lebih dari seminggu aku tidak naik ke ranjang Bu Niken. Ia mengaku capek karena kegiatan menghadiri pengajian karena makin banyak yang mengundang. Frekwensi ajakan Bu Niken untuk ngeseks yang berkurang menjadikanku agak tersiksa. Bagaimana pun aku masih sangat muda dan hasratku masih sangat menggebu. Jadinya aku mulai memperhatikan ibuku. Mengintip saat dia mandi atau terkadang mencuri-curi pandang ke busungan buah dada dan pantatnya yang tak kalah menggoda. Kalau hendak keluar Nikenah ibuku juga selalu berjilbab dan berpakaian muslimah. Tetapi kalau lagi di Nikenah, cara berpakaiannya terkadang kelewat sembrono. Daster yang paling sering dipakainya adalah yang tanpa lengan dan panjangnya tidak melampaui lutut. Ia juga jarang memakai kutang. Alasannya agar lebih nyaman karena cuaca yang memang selalu panas. Aku sering disuguhi pemandangan mendebarkan. Yakni tonjolan puting-puting susunya di balik daster yang dipakainya. Bahkan terkadang bisa melihat besarnya susu ibuku yang meskipun sudah menggantung bentuknya tetapi masih menarik. Terutama kalau ia memakai daster yang bukaannya terlalu lebar di bagian lengan di bawah ketiaknya. Apalagi kalau ia lagi memakai daster yang kelewat ketat berbahan tipis. Pinggul dan pantatnya yang besar terlihat tercetak sempurna. Kalau sudah begitu aku dengan suka rela berada seharian di Nikenah menunggu kesempatan untuk mengintip saat ia mandi. Aku memang sudah membuat lubang tersendiri di kamar mandi agar leluasa mengintipnya. Tentang koleksi film porno ibuku seperti yang pernah dikatakan Bu Niken, ternyata juga tidak salah. Aku bisa melihatnya setelah secara mencuri-curi berhasil membuat kunci duplikat dari lemari besar yang ada di kamar tidurnya. Kalau sedang berpergian ibu memang tidak pernah menguci pintu kamar. Tetapi salah satu lemarinya yang ada di kamar selalu terkunci rapat. Saat ia pergi, dengan kunci duplikat aku membuka lemari dan melihat koleksi barang-barang pribadi ibuku. Ada perhiasan emas dan berlian yang memang menjadi bisnisnya. Tetapi juga keping-keping DVD film porno yang tersimpan rapi dalam sebuah dus tersendiri. Dan benar, kebanyakan isinya menggambarkan adegan seks antar keluarga atau wanita tua yang main mesum dengan pemuda atau anak ingusan. Juga ada tiruan bentuk penis laki-laki yang terbuat dari karet serta kontol yang bisa bergetar karena dilengkapi penggerak dari baterei. Gaya duduk ibu juga sering kelewat terbuka dan ceroboh saat berdua denganku. Dasternya kerap dibiarkan tersingkap dan posisi kakinya membuka lebar. Mempertontonkan paha mulus dan busungan memeknya yang terbungkus celana dalam yang dipakai. Pernah dua atau tiga kali, ibu tidak memakai celana dalam dan aku bisa melihat langsung memeknya. Apakah ibu juga sebenarnya ingin melakukan hubungan seks denganku sebagaimana film-film porno yang dikoleksinya? Pertanyaan itu belakangan makin mengganjal pikiranku setelah pengalaman menyetubuhi Bu Niken dan mengetahui koleksi-koleksi ganjil yang dimiliki ibu. Akhirnya kuputuskan untuk mampraktekkan sebuah taktik. Berlaku seolah-olah sebagai pemuda yang menjadi pengagum gelapnya, kukirimkan beberapa SMS ke HP ibu. Tentu saja dengan nomor telepon seluler baru yang sengaja kubeli agar ia tidak tahu kalau aku yang mengirimnya. Untuk kepentingan itu aku sengaja membeli HP murahan tersendiri tanpa sepengetahuan ibuku. Beberapa SMS yang kukirim diantaranya berisi tentang kekagumanku selaku pemuda terhadap keindahan tubuh ibukuku. Serta pujian terhadap bentuk tubuhnya yang masih sangat menggoda. Juga kuinformasikan tentang seringnya kuisi malam-malamku dengan onani sambil membayangkan bersetubuh dengannya. Termasuk ungkapan-ungkapan tentang keinginanku untuk menjilati itilnya, meremasi teteknya dan bahkan menyetubuhi dalam berbagai posisi. Beberapa SMS ku di hari pertama tidak diresponnya. Ia hanya mencoba beberapa kali menelepon ke nomorku tetapi tidak kuangkat. Namun di hari kedua, setelah sepanjang siang beberapa SMS kukirim padanya, menjelang tengah malam sebuah SMS dari nomor HP nya masuk ke nomorku. Isinya berusaha menyelidik mencari tahu identitasku namun tidak ada kemarahan atau merasa dilecehkan oleh SMS yang kukirimkan. Sebagai balasan, lewat SMS kusampaikan bahwa ibu sangat mengenalku. Tetapi tidak perlu tahu lebih dulu identitasku. Kecuali ibu benar-benar mau ketemuan berdua di suatu tempat. Selebihnya, seperti biasa, SMS jorok tak lupa kulayangkan. Seperti keinginanku untuk mengulum itilnya, menjilati dari ujung kaki sampai ke memeknya dan bahkan keinginan untuk menjilati anusnya. "Waktu Pak Rahman nama ayahku masih ada, apakah beliau suka njilatin memek dan anus ibu? Wah seneng banget tuh Pak Rahman tiap malam bisa ngentotin ibu. Saya kepengen banget. Sungguh." Tulisku dalam SMS yang kukirimkan kepadanya. Jawabnya, "Pernah sih. Tapi tidak sering dan tidak sampai ke anus. Jadi merinding nih. Kayaknya enak banget kalau itil ibu dikulum," Aku tak menyangka respon ibu begitu vulgar. Bahkan dari beberapa pertanyaan yang kuajukan, ia dengan suka rela memberi tahu soal warna daster yang tengah dipakainya untuk tidur. Juga soal kebiasaannya tidak bercelana dalam dan kutang. "Saya nggak betah tidur pakai kutang dan celana dalam. Malah penginnya sih telanjang bulat. Tetapi takut ada kecoa masuk ke nonok saya," balasnya pada salah satu SMS balasan yang dikirim. Aku tersenyum membacanya. Ia juga bercerita terus terang tentang ukuran kutangnya yang besar yang disesuaikan dengan ukuran payudaranya. Termasuk kebiasaannya melepas jilbab dan busana muslimah saat sedang di Nikenah. Kalau soal itu sih aku sudah tahu, ujarku membathin. Kontak melalui SMS yang dilakukan layaknya pasangan kekasih yang sedang bermesraan tetapi lebih menjurus ke soal seks. Bahkan ketika ia meminta bisa bicara tewat telepon dan tidak dengan SMS tetapi aku tetap menolak, ia menginformasikan bahwa saat itu ia tengah memasukkan jarinya ke lubang memeknya karena udah gatel dan pengen dientot. Aku jadi makin penasaran dan sekaligus yakin ibuku tidak berbeda dengan Bu Niken yang berjilbab rapat tetapi membiarkan memeknya diobok-obok laki-laki yang bukan muhrimnya. Kalau tidak salah di hari yang ke delapan, setelah seminggu tak putus-putus ber SMS-ria, selama seharian aku tidak melakukan kontak. Gara-garanya harus mengantar Bu Niken mengisi pengajian di suatu kota. Aku pulang jam delapan malam dan karena kecapaian langsung tertidur. Tetapi jam malam, HP khusus yang biasa kupakai kontak dengan ibuku bergetar. Ternyata telepon dari nomor ibu hingga kubiarkan tak kuangkat seperti kebiasaanku. Rupanya, ia mengirim beberapa SMS tapi tak segera kubalas hingga akhirnya telepon. "Tumben malam ini tidak SMS. Padahal saya pengen banget lho dientot sama kamu," katanya dalam salah satu SMS. "Oh iya maaf saya lagi sama temen-temen di luar kota. Padahal saya juga pengen lho. Apalagi kalau ibu benar-benar mau ketemu dengan saya," balasku. Melalui SMS ibu membalas, "Ah paling lagi cari pelacur ya buat nyalurin keinginan kamu ngentot. Nggak mau ah takut ketularan penyakit kotor," Aku jadi ketawa sendiri membaca SMS ibuku itu. Semakin merasa percaya diri, sebuah SMS kembali kukirimkan. "Ih saya kan masih bujangan ting-ting. Tetapi saya dengan senang hati melepaskan keperjakaanku kalau imbalannya memek ibu. Sungguh lho bu," Keesokan harinya, SMS dari ibu mengarah ke terjadinya pertemuan. Setelah terus menerus ber SMS sejak pukul 10 malam, ia menanyakan soal tempat dan waktunya untuk ketemuan. Aku yang sempat ragu akhirnya mengirim SMS berbunyi, "Kalau malam ini gimana? Di pekarangan belakang Nikenah ibu kan rimbun dan ada pohon mangga. Ibu buka saja pintu pagarnya nanti saya masuk," tulisku melalui SMS. Ternyata ibuku setuju. Ia juga bersedia untuk tidak memakai kutang dan celana dalam. Bahkan ia meminta kepastianku untuk telah berada di pintu pagar saat ia hendak membuka. Katanya ia takut kalau harus menunggu terlalu lama sebab sudah tengah malam. Tetapi setelah kusepakati bahwa akan berada di pintu pagar dalam waktu sekitar 10 menit, aku menjadi bingung sendiri. Benar setelah 10 menit kudengar ibu membuka pintu kamar dan keluar. Ia menuju ke arah dapur lalu membuka pintu belakang Nikenah yang menghadap ke arah pekarangan. Sebelum keluar ibu juga mematikan lampu dapur dan lampu pekarangan hingga gelap gulita. Ibu benar-benar nekad dan mengira pemuda pengagum gelapnya adalah orang lain. Padahal ia sebenarnya sangat penakut. Membayangkan ibu tengah berada dalam puncak hasrat biologisnya, nafsuku ikut menggelegak. Apalagi sudah tiga hari Bu Niken tidak mengajakku. Kupikir, kalau ada pemuda seusiaku yang berani nekad mengisengi, ibu pasti tidak menolak. Aku jadi nekad keluar dari kamarku dan menyusul ibu. Tetapi tidak masuk ke pekarangan dan hanya menunggu di dapur. Cukup lama aku menunggu. Kuyakin ibu sangat kesal karena harus menahan rasa takut dan menunggu. HP khususku yang kukantongi di celana kolor yang kupakai berkali-kali bergetar. Rupanya panggilan dari nomor telepon seluler ibuku. Setelah hampir setengah jam, ibu akhirnya masuk dan menjadi sangat kaget karena melihatku menunggu di dapur. "Ibu dari pekarangan dan membuka pagar nungguin siapa?" Ia terlihat bingung. "Ee.. ee.. ah nggak. Ibu keluar saja cari angin. Kamu kok belum tidur," ujarnya. Saat ibu tengah menutup pintu belakang Nikenah, segera kudekati dan kupeluk tubuhnya dari belakang. Ia benar-benar memenuhi janjinya untuk tidak berpakaian dalam. Aku tahu setelah berhasil meremas payudaranya dan pantat besarnya yang liat merapat diselangkanganku. "Ibu tadi menunggu pemuda yang kirim SMS?" Kataku sambil memeluk erat dan berbisik di telinganya. "Eh Ton.. jangan begini.. aku ibumu. Kok kamu tahu soal SMS itu," katanya sambil meronta dan berusaha lepas dari pelukanku. Tetapi tidak segera kujawab dan tidak kulepaskan pelukanku. Bahkan sambil menciumi tengkuknya, bukan cuma teteknya yang kuremas-remas. Tangan kananku meliar ke pahanya dan menyelusup ke balik daster pendek yang dipakainya menuju ke selangkangannya. Memek ibu yang membusung rupanya baru ducukur jembutnya. Terasa agak kasar karena adanya rambut-rambut yang baru tumbuh. Aku mengusap-usapnya dengan gemas. Ibu makin memberontak dan berusaha melepaskan diri dari pelukanku. Saat itu kukatakan, bahwa sebenarnya aku yang mengirim SMS-SMS itu tetapi dari nomor HP yang lain. Juga kukatakan bahwa keinginanku untuk menyetubuhi ibu muncul setelah melihat film-film porno koleksinya serta adanya dua kontol karet yang kutemukan di lemari kamarnya. Ibu makin kaget mendengar penuturanku. Perlawanananya agak mengendur. "Ta.. tapi ini tidak boleh Ton, karena kamu anak ibu," Aku tak peduli. Bahkan setelah posisi ibu berbalik menghadap ke arahku, makin kutingkatkan aksiku. Kubenamkan wajahku ke busungan buah dadanya dari luar daster yang dipakainya. Salah satu jari tanganku yang menjelajah di memeknya, juga telah berhasil menyelinap masuk menerobos lubang nikmatnya. Ibu mendesah dan menggelinjang serta masih mencoba memberontak. Tetapi sudah tidak terlalu keras upayanya. "Bu boleh ya Ton melihat dan menjilati memek ibu. Juga mengulum itil ibu," kataku sambil terus membenamkan wajahku di kehangatan buah dadanya yang besar dan empuk. Ah tak sabar rasanya untuk dapat mengulum puting-putingnya. Bagian dalam memek ibu sudah membasah. "Ee.. ta.. tapi janji ya Ton. Hanya melihat dan menjilat saja. Jangan lebih," Yyessss! Berhasil, hatiku bersorak. Aku langsung berjongkok dan kusingkap daster tipis yang panjangnya tak mencapai lutut. Paha ibu yang membulat padat benar-benar masih mulus. Sebenarnya aku sudah sangat sering melihat ibu telanjang saat mandi. Karena aku sering mengintipnya. Tetapi meraba dan mengusap kehalusan pahanya baru kali ini kesempatan itu kudapatkan. Mulai dari dengkul-dengkulnya, paha mulusnya kuciumi dan sambil kujilati. Lalu naik ke atas sambil menyapu-nyapukan lidahku diantara kedua pahanya. Ibu tergetar dan mendesah. Bahkan saat jilatanku semakin naik mendekati pangkal pahanya, ia renggangkan kedua kakinya. Seakan memberi kesempatan agar jilatan lidahku sampai ke bagian dalam pahanya. Namun baru saja ujung lidahku menyentuh memeknya ia memekik keras dan tertahan. Kedua kakinya kembali mengempit dan kepalaku diusapnya. "Ja... jangan di sini Ton. Di sofa saja ya," ajaknya. Saat berjalan menuju sofa yang ada di ruang tengah, kupandangi goyangan pantat besar ibu. Aku jadi gemas dan makin bernafsu. Kuraba busungan pantatnya dan kuremas. "Ih... tanganmu jahil banget sih," katanya. Tapi sepertinya ia tidak marah. "Soalnya pantat ibu mantep banget dan merangsang," "Kamu sudah pengalaman dengan perempuan ya?" "Ee.. ee.. enggak bu. Sungguh," "Bener? Kalau begitu nanti punyamu jangan dimasukkan biar tetap perjaka," ujar ibu menambahkan. Setelah duduk di kursi sofa ibu membuka lebar pahanya. Dasternya disingkapnya tinggi-tinggi hingga samar-samar kulihat kemaluannya yang membukit. Merasa kurang puas aku beranjak menekan saklar lampu penerang untuk penerangan maksimal. Kali kini aku benar-benar bisa melihat memek ibu secara sempurna. Rupanya ibu juga tertarik untuk mengetahu ukuran kontolku. Sebab saat aku mendekat, kulihat ia melirik bagian yang menonjol di depan pada celana kolor yang kupakai. Aku memang tidak memakai celana dalam di balik celana kolor dari bahan kaos yang kukenakan. Hingga setelah bediri di hadapannya, sebelum berjongkok memandangi bagian paling merangsang milik ibuku, terlebih dulu kulepaskan celana kolorku. Penisku lansung mengacung maksimal setelah terbebas dari celana kolor yang kupakai. Ibu tampak kaget. Mungkin karena ukuran kontolku di luar perkiraannya. Penisku memang lumayan gede. Kekar dan panjang meski tubuhku tidak atletis. Buktinya Bu Niken yang vaginanya sudah nggedebleh dan lubangnya sudah menganga lebar bisa merasakan nikmatnya entotanku. Aku yakin, ibu juga bakal ketagihan kalau sudah merasakan. Tetapi mungkin karena masih merasa malu kalau harus mengagumi rudal anak kandungnya, ibu langsung menunduk. Membiarkan aku berjongkok tepat di depan kangkangan kedua pahanya. Sepintas kulihat senyuman ibu. Ah kuyakin itu karena ia suka dengan ukuran kontolku. Memek ibu benar-benar tebal dan tembem. Seperti kebanyakan wanita seusianya, bibir luar kemaluannya berkerut-kerut. Coklat kehitaman. Berbeda dengan warna kulit di sekitarnya yang kuning langsat. Tetapi lubangnya tidak semenganga memek Bu Niken. Juga tidak ada jengger ayam yang menggelambir keluar. Kerut-kerut pada bibir luar memeknya mungkin hasil kerjaan kontol bapakku yang sering menyetubuhinya semasa hidup. Atau boleh jadi malah akibat sogokan kontol-kontol palsu yang belakangan suka dipakai ibu untuk bermasturbasi. Ingin rasanya segera kutancapkan kontolku ke lubang nikmat yang pernah menjadi pintu keluar diriku semasa dilahirkan. Nafsuku benar-benar memuncak melihat memek ibu dari jarak sangat dekat. Tetapi ibu sudah berpesan bahwa aku hanya boleh melihat dan menjilatnya. Tidak boleh memasukkan kontolku ke lubang nikmatnya. Agar tidak ditolak oleh ibu dan diperbolehkan menyetubuhinya, aku harus memakai kiat. Sebab meski kutahu ibu juga sudah bernafsu, bagaimana pun aku adalah anak yang dilahirkannya hingga mungkin masih merasa canggung. Ibu mendesah saat tanganku mulai mengusap permukaan memeknya yang membukit. Saat usapanku mulai mulai menyibak bibir kemaluannya, tubuh ibu menggelinjang. Bahkan kulihat ia mulai meremasi sendiri susunya. Tetapi sambil memejamkan mata. Rupanya keenakan, hanya tetap masih merasa malu. Untuk melihat bagian dalam memeknya yang berwarna kemerahan, kugunakan kedua tanganku untuk membuka kedua bibir tebal kemaluannya. Saat itulah , di antara celah dalam memeknya di ujung bagian atas kulihat itil ibuku. Daging mungil itu tampak berkilat dan menonjol berwarna pink. Aku jadi tambah bernafsu. Kini bukan lagi kedua tanganku yang kupakai mengobok-obok memek ibuku. Tetapi langsung kukecup dan kulumat bibir memeknya dengan mulutku. Diikuti dengan sapuan lidahku, masuk ke bagian dalam liang vaginanya. Tubuh ibu jadi tergetar. Kudengar ia mendesah dan remasan pada payudaranya semakin menjadi. Terlebih saat itilnya mulai kujilat dan kucerucupi. Ia tak lagi mampu menahan erangan dan suara desahannya. Pinggulnya mulai sedikit bergoyang mengikuti irama sapuan dan jilatanku di bagian dalam memeknya. "Ooouuuhhhh.... aahh.... sshhh... eehh.... ssshhh... aahhh...shhhh... aaaakkkhhhh," lenguhnya penuh nikmat. Menurut Bu Niken selain itil, antara lubang dubur dan lubang memek memek juga bagian yang sangat peka pada wanita. Karena di lubang dubur banyak sekali simpul saraf yang peka bila dirangsang. Maka bila dijilat dari celah memek secara tidak terputus hingga anus, dijamin wanita bakal kelojotan. Saat kupraktekkan, ternyata petuah dari guru ngaji ibuku yang belakangan jadi ustazah yang mulai populer itu benar-benar terbukti. Ibuku makin kelojotan dan menjadi tidak canggung untuk mengekspresikan kenikmatan yang didapatkan. "Aahh.. aahhh... aahhhh... ssh... enakhh Ton. Ya.. ya enak banget... ssshhh ....aahhh... sshhhh ....aaahhhh," Aku tahu lidahku telah hampir mencapai lubang duburnya. tetapi aku tak peduli. Terus saja lidahku melata, menyapu sampai ke lubang lain di bawah lubang memeknya itu. Kali ini ibu memekik. Tetapi jelas bukan karena sakit. Pasti ia merasa geli campur nikmat seperti yang dikatakan Bu Niken padaku. Dari lubang memek ibu keluar lendir yang terasa asin di mulutku. Lendir itu meleleh ke bawah melewati duburnya yang tengah kujilat. Dari lendir yang telah mulai keluar, aku tahu ibu sudah sangat terangsang. Kalau kuteruskan jilatanku di sekitar lubang anusnya, kuyakin dalam waktu yang tidak terlalu lama ia bakal mendapatkan puncak kenikmatannya. Maka kuputuskan untuk tidak meneruskannya. Kalau ia sampai meraih orgasmenya peluangku untuk bisa ngentot dengannya bisa batal, ujarku membathin. Aku bangkit. Di hadapan ibu yang masih duduk mengangkang menyandar di kursi sofa, kubiarkan kontolku tegak mengacung. Tatap mata ibu terlihat mulai terang-terangan terpaku pada batang zakarku yang membonggol besar. Mmberiku isyarat bahwa wanita yang dari rahimnya telah melahirkanku itu sudah tidak dapat lagi mengontrol dirinya akibat terangsang. Namun aku tidak ingin berlaku gegabah. Meski aku sudah sangat ingin menancapkan kontolku di lubang memeknya yang sudah menganga sempurna, bisa saja ibu berubah pikiran. Maka yang selanjutnya kulakukan hanyalah membelai teteknya. Meremas dan memilin-milin putingnya dengan jari-jariku serta kujilat dan kuhisap sepenuh nikmat. Ibu melenguh dan mendesah. Sambil terus mengulum puting teteknya yang terasa mengeras di mulutku, tanganku membelai dan meremas-remas teteknya yang lain. Lalu menjalar turun mengusap perutnya yang agak membukit dan ke busungan memeknya yang tembem. Kembali ibu menggelinjang dan memekik tertahan ketika ujung jari tengah tanganku kuselipkan ke celah lubang memeknya. Ternyata bukan hanya basah tetapi sudah benar-benar banjir. Kalau Bu Niken, pasti sudah merengek-rengek meminta segera kutancapkan kontolku di liang vaginanya. Dan hampir dipastikan, dalam beberapa kali sogokan guru mengaji ibu-ibu di kampungku itu akan mengerang-erang. Lalu kata-kata jorok keluar dari mulutnya sampai ia mendapatkan puncak kenikmatannya. Dari ekspresinya, aku yakin ibu juga sudah sangat ingin dientot. Matanya terlihat sayu saat jari-jari tanganku terus mengobok-obok lubang nikmatnya. Hanya tidak mungkin untuk memulai meminta karena telah mengultimatuku untuk tidak sampai melakukan persetubuhan. Makanya saat ia mulai meraih batang kontolku dan menggenggamnya, rasanya tinggal selangkah lagi untuk dapat merasakan nikmatnya memek ibuku. "Aaaakkhhhh.... sshhhh.... enak banget Bu. Iya terus .. aahhh... aahhh... ssshhhh... aaaaahhh," ujarku sambil mendekatkan wajahku di telinganya," Bahkan dengan nekad kujilati telinga ibu sampai ke lubangnya dengan menjulur-julurkan lidahku. Pengalaman ini juga kuperoleh dari Bu Niken. Menurutnya, wanita sangat suka dijilati di semua bagian tubuhnya karena memberi kenikmatan dan sensasi luar biasa. Hasilnya jauh di luar perkiraanku. Ibuku tak sekedar menyukai. Tetapi ia membalasanya mencium dan mengulum bibirku dengan ganasnya. Ia memeluk erat sambil terus memagut dan membiarkan kontolku menempel di memeknya. Tidak sampai masuk memang karena ujung penisku tertahan di bibir luar kemaluannya. Namun tanpa diminta, ibu akhirnya kembali meraih batang kontolku dan mengarahkan ujungnya ke lubang memeknya. "Sssshhhh... aaahhhh ibu nggak tahan Ton. Entot dan puaskan ibu," ajaknya. Akhirnya, sleeseepp .. bleeessss! Sekali tekan amblas batang penisku di kehangatan lubang kemaluan ibuku. Lubang memek ibu sudah longgar, basah di bagian dalam. Aku agak kecewa karena kenikmatan yang bakal kudapatkan pasti kurang maksimal. Benar saja karena kelewat longgar dan banyaknya cairan di liang sanggamanya, saat batang kontolku mulai mengocok keluar masuk mengeluarkan bunyi yang aneh. Ceplook... plop.. ploop... ploop.. ploop. Tetapi ternyata aku salah menduga. Beberapa saat setelah sogokan kontolku makin kupercepat dan ibu mulai menggerak-gerakkan pinggulnya, dinding bagian dalam memeknya seperti berkedut. Otot-ototnya seperti bergerak menjepit dan kian mencengkeram. Aku jadi makin bernafsu. Sambil terus menyogoki memeknya, mulut ibu kulumat dengan rakus. Sesekali lidahnya kuhisap-hisap penuh nikmat. Reaksi ibuku tak kalah seru. Pantatnya mulai bergoyang. Memutar dan meliuk-liuk. Lidahnya menjulur masuk ke mulutku dan beradu dengan lidahku. Sepertinya ia sudah tidak peduli lagi bahwa yang tengah menyetubuhinya adalah anak kandungnya. Seiring dengan goyangan pantat besar ibu yang semakin hot, ada sesuatu yang kurasakan di bagian dalam memek ibu. Seperti berkerut, memek yang sebelumnya terasa nggedebleh dan longgar tiba-tiba menyempit. Dinding-dinding vagina ibu seperti seperti hidup. Batang kontolku seakan diurut dan diperahnya. Benar-benar nikmat tiada tara. "Aaauuwwhhh... aaooohhh me... memek ibu kok jadi peret? Ahh.. sshh.... aahhhh enak banget bu.. aahh ... aakkkhhhhh," "Ohhhh...iya Ton...kontolmu juga enak Ton...oh ...tekan semua kontolmu Ton ahhh..Ton..terus Ton..oh..memekku makin gatel..." "Ohhh..ohhh..iya buu...oh bu...kontolku keenakan bu...oh..." "Oh Ton...aaahhh...memek ibu juga keenakan...oh...tekan sampai dalam nak Ton...tekan biar sampai ke rahim ibuu Ton...oh...Tonn..entoti ibu,..." "Oh bu enakknya ngentotin memekkmu...oh bu...iya bu kudalemin lagi bu...oh..." "Oh iya Ton..oh dalemin sampai mentok...oh dalemin sampai rahim ibu..." "Oh bu...kenapa harus sampai ke rahim bu... "Oh...biar naanti pejuhmu masuk rahim ibu...ahhh...dalemin lagi nak... "Oh bu...oh bu...jadi ibu pengen kuhamili bu....oh buuu...?? "iya..oh iya...entoti ibu sampai hamil...oh..hamilin ibu...entotin aja sampai hamilll..." "Oh bu..iya bu...akan kuhamili kau bu..oh...kubuntingi kau bu...oh pejuhku lagi banyak bu...ibu akan hamilll...mau iya bu.." "Ohhh..ohhh...kelauarin semua manimu dalam memek ibu...keluarin sebanyak-banyaknya dalam rahim ibu nak...biar ibu hamil...oh buntingi ibu..ibu pengen dibuntingi nak...ohhh.." Gairahku kian memuncak dan tak terbendung. Ada yang terasa sangat mendesak untuk ditumpahkan di antara kenikmatan yang semakin melambung. Dan rupanya, empotan memek ibu yang semakin menggila seiring dengan goyangan dan putaran pantatnya juga bagian dari tahapan menuju kilmaks. Sebab sesaat setelah itu ibu merubah posisi kedua kakinya yang sebelumnya mengangkang lebar. Dengan masih memutar pinggul dan pantatnya, kurasakan kedua kaki ibu membelit menyilang di pinggangku. Kontolku jadi melesak masuk lebih dalam di lubang memek ibu karena ditekan sebegitu rupa. Dengus nafasnya tampak semakin memburu. Puncaknya ibu memeluk erat tubuhku sambil mengangkat tinggi-tinggi bagian bawah tubuhnya. Jepitan dan empotan memeknya juga semakin menggila. Berbarengan dengan erangan nikmat ibu, aku tak mampu lagi menahan jebolnya lahar panas yang menyembur dari ujung penisku. "Oohh... aaoookhhh ibu dapat Ton... aahhh.... akkkhhhh... ssshhhhh ..... akkkkhhhhhh," "Sa... ssa.. saya juga bu... aakkkhhh..... aakkkhhhhh...aku keluarin semua bu..," "iya...nak ahh..kelarin dalam rahimku....oh hamilin ibu...oh bikin ibu bnting nak..." Cukup banyak air maniku memancar di rahim ibu. Karena ibu seperti kehabisan nafas saat tubuhku ambruk menindih tubuhnya, aku langsung menggelosoh turun dari sofa dan terbaring di Artikel Cerita Panas 2017 Membuntingi Ibu Paling Hot Sekianlah artikel Cerita Panas 2017 Membuntingi Ibu Paling Hot kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya. Anda sekarang membaca artikel Cerita Panas 2017 Membuntingi Ibu Paling Hot dengan alamat link
Cerita Dewasa kali ini akan menceritakan sebuah kisah hot persetubuhan antara pembantu binal dan seksi dengan majikannya yang hypersex Selain bekerja sebagai pembantu rumah tangga rupanya wanita tersebut juga sering menjadi pemuas birahi majikannya dan tentunya juga dapat uang tambahan. Namaku Yogi Pratama, sekarang usiaku 27 tahun. Aku anak pertama yang dilahirkan di keluarga sederhana, namun karena kegigihanku aku mampu meraih pendidikan yang tinggi di salah satu perguruan tinggi di Bandung. Sekarang ini aku bekerja sebagai salah satu konsultan di perusahaan konsultan terkemuka di dunia yang ada di Jakarta. Gaji yang aku peroleh sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupku seorang diri di Jakarta yang kejam ini. Bisa dibilang kehidupanku cukup mapan dan gaya hidupku pun berbeda jauh dengan yang aku jalani beberapa tahun Daftar Lapakqq Dengan kehidupan yang cukup mapan aku sudah bisa membeli sebuah rumah dan mobil Honda Jazz pada 2 tahun pertama aku kerja. Meskipun masih kredit dan ukurannya kecil dengan 3 kamar tidur dan satu kamar pembantu aku bangga karena mampu membeli rumah dengan jerih payahku sendiri. Dengan uang yang berlimpah dan tekanan kerja yang berat membuat aku sering menghilangkan penat dengan mengunjungi tempat hiburan malam atau sekedar mencari wanita malam yang bisa menemani aku tidur,karena memang aku akui bahwa aku memiliki nafsu seks yang cukup besar. Namum lama-lama aku bosan,karena aku pikir itu hanya membuang-buang uang saja. Pekerjaanku yang berat dan penuh tekanan membuat hidupku kurang teratur. Keadaan rumahku pun menjadi berantakan sehingga aku putuskan untuk mencari seorang pembantu rumah tangga. Aku tidak tahu harus mencari kemana,dan berdasarkan info yang aku peroleh dari teman-teman kerjaku dan surat kabar, akhirnya aku mendatangi sebuah biro penyedia jasa pembantu rumah tangga yang ada di Jakarta Selatan. Saat aku datang ke biro jasa tersebut aku disambut oleh resepsionis yang menurutku cukup cantik. Dengan ramah dia menyapaku. “Selamat siang Bapak. Ada yang bisa kami bantu?” tanyanya dan kujawab “Ohh ini mbak, saya mau cari pembantu, itu gimana kira-kira prosedurnya?” Setelah itu mbak resepsionis tadi menjelaskan panjang lebar,aku hanya mengangguk-angguk dan menyanggupi semua persyaratannya. Setelah itu aku dibawa ke sebuah ruangan dimana terdapat banyak sekali wanita dari yang usianya masih muda sekitar 18 tahun sampai yang sudah tua. Resepsionis tadi menjelaskan seluk beluk dan informasi umum dari calon-calon pembantu yang ada disitu. Aku dipersilakan untuk melihat dan memilih kira-kira mana yang cocok dan sesuai dengan kebutuhanku. Bingung juga ternyata untuk dapat memilih satu orang yang nntinya akan jadi pembantuku dan tinggal dirumahku. Setelah berpikir cukup panjang akhirnya aku memutuskan untuk memilih pembantu yang cukup tua saja dengan pertimbangan dia sudah lebih perpengalaman dan lebih telaten menurutku. Akhirnya resepsionis menyebutkan dan menunjukan 3 nama yang sesuai dengan kriteriaku yaitu Anik, Dewi, dan Murni. Setelah melihat ketiga orang tadi, aku memutuskan untuk mengambil Dewi sebagai pembantuku karena dari ketiga orang tersebut dia yang paling terlihat bersih dan putih. Di usianya yang sudah 37 tahun dia masih terlihat cukup menarik dan badan yang masih kencang. Dia nampak senang sekali ketika aku memilihnya menjadi pembantuku, dia segera bergegas untuk mengemasi barang-barangnya yang akan dibawa ke rumahku. Setelah menyelesaikan semua persyaratan akhirnya aku pulang ke rumah dengan membawa seoarang wanita yang akan menjadi pembantuku, Dewi. Di perjalanan kami tidak banyak bicara,dia masih terlihat sungkan dan malu dengan aku. Dan aku pun berinisiatif untuk membuka pembicaraan dengan dia. ” Kamu darimana asalnya Mbak?”. “Saya dari Subang Pak”.jawabnya. “Wah jangan panggil saya Pak dong,saya kan belum jadi bapak,panggil Mas saja lebih enak kayanya”. “Iya Pak, ehh iya Mas”. “Nah gitu kan lebih enak Mbak”. Akupun lalu bertanya pengalaman dia menjadi pembantu dan alasan dia mengapa memilih profesi itu. Dia menjawab kalo dulu pernah menjadi tukang cuci saat masih berada di desanya, dan setelah suaminya meninggal satu tahun yang lalu dia memutuskan untuk pergi ke Jakarta dan berharap memperoleh penghasilan lebih untuk meyekolahkan anak tunggal perempuannya yang masih kelas 1 SMP. Tak terasa mobilku sudah sampai di depan rumahku. Aku pun segera mengajaknya masuk ke rumah, dia masih nampak canggung, mungkin ini pengalaman pertamanya menjadi pembantu di Jakarta. Dia aku suruh duduk di ruang tamu dan aku ambilkan air putih untuknya karena terlihat kehausan. “Terimakasih ya Mas airnya dan sudah pilih saya untuk jadi pembantu Mas,ngomong-nomong istrinya dimana Mas, ato kerja juga?” tanyanya. “Waduh saya belum punya istri Mbak, belum ada yang mau” jawabku sambil tertawa. “Masa to mas ga ada yang mau orang mas ganteng dan gagah gini kok”.pujinya. “Ahh mbak bisa aja, orang biasa saja kok. Tapi anggap aja disini rumah sendiri ya Mbak, jangan sungkan-sungkan”. Setelah ngobrol beberapa saat, lalu aku tunjukan letak kamar dia dan seluk beluk rumahku. Dia pun membawa barang bawaan yang tidak terlalu banyak itu ke dalam kamarnya yang terletak di bagian belakang. Setelah itu aku bilang ke dia mau pergi lagi karena ada meeting dengan klienku dan baru pulang nanti malam. Saat pulang dia membukakan pintu gerbang untukkku dan saat aku masuk rumah terlihat keadaan rumah sudah rapi dan bersih. Ternyata enak juga ya punya pembantu, itu aku langsung mandi dan meyuruhnya membuatkan kopi untuk menemaniku mengerjakan laporan nanti malam. Selanjutnya keseharianku cukup terbantu dengan adanya Mbak Dewi di rumahku. Aku tidak perlu lagi memikirkan kebersihan rumah dan pola makanku pun sekarang lebih teratur. Mungkin aku hanya perlu mengajarkan dan memberi tahu kepadanya tentang hal-hal yang harus dia perhatikan dalam melaksanakan tugasnya. Setelah 2 minggu di rumahku, dia nampak sudah tidak canggung lagi. Dewi sudah dapat beradaptasi dengan lingkungan di sekitar rumahku, termasuk dengan pembantu-pembantu lain di kompleks rumahku. Dan setelah aku perhatikan setiap aku ada di rumah, pakaian yang dikenakan Mbak Dewi hanya itu-itu saja, aku pun lalu bertanya kepadanya. ” Mbak kok pakaiannya itu-itu aja,emang kamu punya baju berapa?”. “Iya mas, masih ada kok beberapa, tapi emang cuma sedikit saya bawanya, habis yang di kampung sudah jelek-jelek Mas”jawabnya. “Kamu kenapa g bilang,ya udah besok Minggu aku anterin kamu belanja ya, kamu g usah khawatir gaji kamu aku potong, anggap aja ini bonus buat kamu”. ” Wahh mas g usah repot-repot, saya masih bisa pakai pakaian yang ada kok” dia masih merasa sungkan. “Udah pokoknya kamu g boleh nolak, besok minggu kamu ikut saya”. Akhirnya hari Minggu aku dan Dewi pergi ke sebuah departement store di dekat rumahku,aku membelikan dia beberapa pakaian yang kebanyakan adalah daster seperti yang selama ini dia pakai. Dan semenjak itu, hubunganku dengan Dewi pun semakain dekat, nampaknya sudah tidak ada perasaan canggung di anatara aku dan Dewi. Bahkan dia sudah mulai menceritakan masa lalu dan masalah-masalah yang dihadapinya, begitu juga dengan aku. Hingga suatu malam, untuk merayakan selesainya suatu proyek besar perusahaan, aku dan teman-temanku pergi ke tempat hiburan malam dan hingga membuat aku mabuk dan tak sadarkan diri. Aku pun diantar oleh temanku untuk pulang ke rumahku. Sesampainya di rumah Dewi nampak terkejut dengan keadaanku, karena sebelumnya aku belum pernah sampai seperti ini. Dia membawaku ke kamar tidurku dan akhirnya membaringkan aku di tempat tidur hingga aku tertidur. Beberapa hari setelah kejadian itu, saat aku dan Dewi berada di ruang tengah dan nonton tv, Dewi menanyakan kejadian itu kepadaku. “Mas waktu itu kenapa sampai mabuk gitu to?” tanyanya. “Iya mbak,waktu itu diajak sama temen” jawabku. “Itu kan g baik buat kesehatan Mas, mbok jangan kaya gitu lagi Mas” dia menasehatiku. “Iya mbak aku tau kok tapi kadang kalo lagi stres gitu pengennnya kok mau minum aja Mbak, ya gimana lagi ya Mbak” jawabku. “Nah daripada minum kok g cerita sama saya aja Mas, ya meskipun saya g bisa bantu tapi itu kan lebih baik daripada harus mabok, iya to Mas?” “Iya bener Mbak,saya akan cerita deh ke Mbak besok”. Hingga akhirnya setelah ngobrol panjang lebar aku pun jadi bercerita kepanya kalo aku juga sering jajan ke temapt pelacuran kalo nafsu seksku lagi tinggi. “Dan aku juga mau cerita Mbak kalo aku juga sering nyari pelacur kalo lagi nafsu tinggi gitu, yaa habisnya gimana ya mbak, laki-laki susah Mbak kalo udah horny gitu, hehehe” candaku. Dia nampak tercengang dan tidal percaya dengan ceritaku. “Oalah Mas, itu kan dosa dan ga bersih, nanti salah-salah Mas bisa kena pirus lho” jawabnya. “Iyaa Mbaak, aku selalu pake pengaman kok kalo kesana, habisnya emang susah diajak kompromi si adek Mbak kalo lagi pengen, hehe” jawabku. Dia hanya diam mendengar jawabanku, lalu aku pun memberanikan diri bertanya kepadanya “Lha Mbak sendiri gimana hayo kalo lagi pengen?”. Dia bingung dan malu mendengar jawabanku, ” Ahh mas ini ada-ada aja nanyanya” jawabnya malu. “Tapi ga mungkin kan Mbak ga pernah punya keinginan untuk hal itu, terus Mbak gimana kalo lagi pengen, apa Mbak pernah masturbasi?” cecarku. “Ahh sudah ah mas ngomongin itunya,saya jadi malu”. ” Ga usah malu sama saya Mbak, jawab aja”. Dia pun akhirnya mau mengakui “Iya mas,kalo lagi kepengen banget saya kadang masturbasi Mas” jawabnya malu. Akhirnya setelah obrolan malam itu,aku jadi lebih sering memperhatikan pembantuku Dewi, ternyata dia cukup menarik juga dengan wajah yang tidak terlalu cantik, kulitnya kuning langsat khas wanita sunda. Payudaranya juga cukup besar,mungkin sekitar 36c meskipun sudah agak kendor. Dan yang paling aku suka adalah pantatnya yang montok dan besar, hingga aku sering sering memperhatikan kalo dia sedang berjalan. Aku sangat menginginkan tubuhnya yang seksi itu. Sungguh membuatku horni dan terangsang. Suatu malam saat tugas laporan menumpuk membuatku semakin suntuk dan bosan. Apalagi si adekku ini tidak bisa diajak kompromi dengan selalu berontak meminta pelampiasan. Memang nafsuku sedang tinggi malam ini dan aku tidak tahu harus melampiaskannya dengan siapa. Aku tidak begitu suka untuk masturbasi, lebih baik aku mencari PSK daripada aku masturbasi. Tetapi kali ini aku sedang malas keluar rumah dan tiba-tiba terbersit wajah Dewi di benakku. Tapi aku ragu untuk melakukan itu,perasaan bimbang menyelimuti pikiranku. Masa aku harus dengan pembantu untuk melampiaskannya, batinku. Akhirnya dorongan nafsu membuatku memutuskan untuk mendatangi Dewi di kamarnya. Saat aku ke kamarnya, Dewi sedang melipat baju-bajunya. Akupun lalu duduk di kursi dalam kamarnya. Dia nampak terkejut dengan kedatanganku ke kamarnya namun masih melanjutkan kegiatan melipat bajunya. “Ada apa Mas kok tumben malem-malem ke kamar saya?. Apa Mas Yoga masih laper?” tanyanya. “Ga papa kok, saya g laper kok Mbak, saya Cuma pengen ngobrol sama kamu”. jawabku bimbang. “ohh mau ngobrol apa to Mas, sini saya temenin ngobrol kalo gitu” jawabnya. “ Iya sebenernya saya pengen minta tolong sama Mbak”. “ Minta tolong apa Mas? Saya pasti mau kalo saya emang bisa bantu Mas.” jawabnya. Aku berada di persimpangan untuk menyampaikan keinginanku kepadanya, tetapi aku pikir ga akan tahu hasilnya kalo g dicoba. Akhirnya aku pun memberanikan diri untuk mengatakan keinginanku kepadanya. “Jadi gini, Mbak Dewi kan kalo saya sering pergi ke pelacuran kalo nafsu lagi tinggi”. Dia nampak memperhatikan dengan serius setiap omongan yang keluar dari mulutku. “Terus kenapa Mas, saya kok masih belum ngerti”. jawabnya Wanita ini emang bener-bener masih polos, pikirku. “ Sekarang ini nafsu saya lagi tinggi Mbak, saya pengen minta tolong sama Mbak buat..buat..” aku masih ragu untuk mengungkapkannya. “Buat apa Mas?” tanyanya. Setelah pertanyaanku tadi aku pun berpikir sudah terlambat untuk mengurungkan niatku, hingga akhirnya aku mengatakan kepadanya tentang keinginanku. “ Saya pengen minta tolong Mbak buat ngocokin kontol saya” jawabku Dia nampak terkejut dengan permintaanku tersebut, dan kulihat mukanya lansung berubah antara malu dan sedikit marah. “Mas saya bukan wanita seperti itu, jadi Mas jangan coba-coba memaksa saya” jawabnya dengan sedikit membentak. “Saya ga maksa kok Mbak, saya cuma mau minta tolong ke Mbak, itu pun kalo Mbak mau, tapi kalo ga mau ya sudah. Nanti biar saya cari PSK saja kalo gitu”. Dia hanya terdiam mendengar jawabanku, aku juga tidak tahu apa yang dia pikirkan. Setelah itu akupun keluar dari kamarnya dengan sedikit membanting pintu. Ada perasaan menyesal setelah mengatakan keinginanku kepada Mbak Dewi, tetapi ya sudahlah semua itu sudah terlanjur. Aku kembali ke kamarku dengan perasaan tak menentu. Untuk mengusir suntukku aku pun menghisap rokok Sampoerna Mild kesukaanku sambil menikmati pemandangan di luar rumahku.. Di tengah kegundahanku tiba-tiba ada yang mengetok pintu kamarku, aku pun tahu kalo itu adalah Mbak Dewi. Dalam pikiranku mungkin dia mau minta berhenti menjadi pembantuku. Dengan malas aku pun menyuruhnya masuk. “Ada apa Mbak?” tanyaku saat dia berada di ambang pintu. “Mas, sebaiknya Mas jangan cari PSK, itu ndak baik Mas” jawabnya dan aku hanya diam sambil menghisap rokoku. “ Saya mau memenuhi permintaan mas tadi, tapi Mas harus janji jangan nyari PSK di luar” jawabnya sambil tertunduk malu. Aku pun secara refleks langsung menoleh ke arahnya, sesaat pandangan ku sempat bertemu dengan pendangannya. “Beneran kamu mau memenuhi permintaan saya tadi? Saya ga maksa kamu kok. “iya mas saya mau, tapi Cuma itu saja ya Mas, jangan keterusan. Setelah saya pikir-pikir Mas sudah banyak membantu saya dan keluarga dan saya ga mau Mas terus-terusan jajan PSK di luar”. Aku pun langsung menghampirinya dan memegang tangannya dan aku ajak dia ke arah tempat tidurku. Dia hanya menunduk dan tidak berani melihat ke arahku saat aku memegang tangannya, entah apa yang dia pikirkan. Tanpa pikir panjang akupun mulai melepas satu per satu pakaianku hingga aku hanya mengenakan CD. Dia nampak terkesima dengan tubuh atletisku dan tonjolan besar yang ada di selakangannku yang tidak mampu ditampung semuanya oleh CD kecilku hingga kepala penisku menyembul ke atas. Akupun lansung merebahkan diri di tempat tidur sementara dia masih duduk di tepi tempat tidurku. “Ayoo Mbak naik aja, kalo disitu kurang enak posisinya” dia pun naik ke atas ranjangku. “Mbak tolong bukain CD saya yaa!” perintahku sambil menuntun tangannya yang masih malu-malu untuk membuka CDku. Akhirnya dia menurunkan CD ku hingga melewati ujng kakiku lalu melipatnya dan meletakannya disamping tubuhku. Sungguh pemandangan yang indah menurutku dan membuat aku semakin bergairah karenanya. Dia pun mulai memegang penisku yang sudah ngaceng berat minta pelampiasan, dielus-elus penisku dengan lembut dari dari bawah hingga ujungnya. Ohh sungguh nikmat dan lembut sekali tangannya, pikirku dalam hati sambil memejamkan mata. Merupakan sensasi tersendiri dan pengalaman baru bagiku merasakan kocokan tangan pembantuku. “Mas saya takut, punyanya Mas gede banget” pujinya sambil tetap mengelus penisku. “Takut apa suka Mbak? candaku. “ Dulu punya suaminya g segede ini apa Mbak?” tanyaku. Dia nampak malu mendengar pertanyaanku tadi. Memang penisku termasuk berukuran besar,dengan diameter sekitar 4-5 cm dan panjang sampai 15 cm telah membuat banyak wanita bertekuk lutut dengan permainan seks ku. Dia mulai mengocok penisku secara perlahan dan kadang diselingi dengan gerakan memutar disekitar kepala dan ujung penisku membuatku semakin melayang. Nampaknya dia sudah mahir untuk urusan kocok mengkocok penis. Betapa bahagianya dulu suaminya,pikirku. Hanya desahan yang keluar dari mulutku. Setelah sekitar 20 menit penisku dikocoknya aku sudah hampir sampai di puncak kenikmatanku. “Mbak aku sudah mau keluar Mbak, teruuuus mbakk, ohhhh enaakk mbak, teruuus”. Dia hanya diam dan terus mengocok penisku, dan mengetahui aku sudah hampir keluar dia mengeluarkan jurus mautnya yaitu dengan mengeluarkan ludah pada tangannya dan dioleskan ke penisku. Mendapat perlakuan tersebut aku sudah tidak mampu menahan gejolak kenikmatan dalam diriku. Akhirnya tak lama kemudian tubuhku pun mengejang dan kaku disertai dengan keluarnya air mani dari penisku yang timpah di perutku dan sebagian mengenai tangan Mbak Dewi. Aku pun langsung lemas dan memejamkan setelah menyelesaikan sisa-sisa kenikmatanku. Sunggu aku pikir ini adalah kenikmatan yang spesial yang pernah aku rasakan,meskipun hanya melalui kocokan tangan pembantuku tetapi mampu memberikan sensasi yang luar biasa. Setelah selesai melakukan tugasnya aku lihat Mbak Dewi brjalan ke arah lemari yang ada di kamarku dan mengambils sebuah handuk kecil lalu dibasahinya handuk tersebut dengan air. Dia mengbersihkan sisa-sisa spermaku yang ada diperut dan penisku. Sungguh sensasi yang luar biasa diberikan oleh pembantuku yang satu ini. Setelah itu aku pun terlelap tidur dengan penuh kepuasan. Setelah kejadian malam itu aku pun menjadi semakin sering melakukan masturbasi bersama Mbak Dewi. Meskipun kadang dia enggan untuk melakukannya, tapi aku melihat pancaran kebahagian setiap kali dia memegang penisku. Bahkan kalau dia terlalu lelah mengocok penisku, tak jarang dia sampai tertidur di ranjangku dengan masih memeluk pinggangku. Kegiatan itupun berlanjut setiap malam entah sampai kapan. Bagitulah hubungan seksualku dengan pembantuku yang hot ini. TAMAT
Hari itu, sekitar jam 12 siang, aku baru saja tiba di vilaku di puncak. Pak slamet, penjaga vilaku membukakan pintu garasi agar aku bisa memarkirkan mobilku. Pheew.. akhirnya aku bisa melepaskan kepenatan setelah seminggu lebih menempuh UAS. Aku ingin mengambil saat tenang sejenak, tanpa ditemani siapapun, aku ingin menikmatinya sendirian di tempat yang jauh dari hiruk pikuk ibukota. Agar aku lebih menikmati privacy-ku maka kusuruh Pak Slamet pulang ke rumahnya yang memang di desa sekitar subang Pak Slamet sudah bekerja di tempat ini sejak papaku membeli vila ini sekitar 7 tahun yang lalu, dengan keberadaannya, vila kami terawat baik dan belum pernah kemalingan. Usianya hampir seperti ayahku, 50-an lebih, tubuhnya tinggi kurus dengan kulit hitam terbakar matahari. Aku dari dulu sebenarnya berniat mengerjainya, tapi mengingat dia cukup loyal pada ayahku dan terlalu jujur, maka kuurungkan niatku. “Punten Neng, kalau misalnya ada perlu, Bapak pasti ada di rumah kok, tinggal dateng aja” pamitnya. Setelah Pak Slamet meninggalkanku, aku membereskan semua bawaanku. Kulempar tubuhku ke atas kasur sambil menarik nafas panjang, lega sekali rasanya lepas dari buku-buku kuliah itu. Cuaca hari itu sangat cerah, matahari bersinar dengan diiringi embusan angin sepoi-sepoi sehingga membuat suasana rileks ini lebih terasa. Aku jadi ingin berenang rasanya, apalagi setelah kulihat kolam renang di belakang airnya bersih sekali, Pak Slamet memang telaten merawat vila Segera kuambil perlengkapan renangku dan menuju ke disana kurasakan suasanya enak sekali, begitu tenang, yang terdengar hanya kicauan burung dan desiran air ditiup angin. Tiba-tiba muncul kegilaanku, mumpung sepi-sepi begini, bagimana kalau aku berenang tanpa busana saja, toh tidak ada siapa-siapa lagi disini selain aku lagipula aku senang orang mengagumi keindahan tubuhku. Maka tanpa pikir panjang lagi, aku pun melepas satu-persatu semua yang menempel di tubuhku termasuk arloji dan segala perhiasan sampai benar-benar bugil seperti waktu baru dilahirkan. Setelah melepas anting yang terakhir menempel di tubuhku, aku langsung terjun ke kolam. Aahh.. enak sekali rasanya berenang bugil seperti ini, tubuh serasa lebih ringan. Beberapa kali aku bolak-balik dengan beberapa gaya kecuali gaya kupu-kupu karena aku tidak bisa, hehe.. 20 menit lamanya aku berada di kolam, akupun merasa haus dan ingin istirahat sebentar dengan berjemur di pinggir kolam. Aku lalu naik dan mengeringkan tubuhku dengan handuk, setelah kuambil sekaleng coca-cola dari kulkas, aku kembali lagi ke kolam. Kurebahkan tubuhku pada kursi santai disana dan kupakai kacamata hitamku sambil menikmati minumku. Agar kulitku yang putih mulus ini tidak terbakar matahari, kuambil oilku dan kuoleskan di sekujur tubuhku hingga nampak berkilauan. Saking enaknya cuaca di sini membuatku mengantuk, hingga tak terasa aku pun pelan-pelan tertidur. Di tepi kolam itu aku berbaring tanpa sesuatu apapun yang melekat di tubuhku, kecuali sebuah kacamata hitam. Kalau saja saat itu ada maling masuk dan melihat keadaanku seperti itu, tentu aku sudah diperkosanya habis-habisan. Ditengah tidurku aku merasakan ada sesuatu yang meraba-raba tubuhku, tangan itu mengelus pahaku lalu merambat ke dadaku. Ketika tangan itu menyentuh bibir kemaluanku tiba-tiba mataku terbuka dan aku langsung terkejut karena yang kurasakan barusan ternyata bukan sekedar mimpi. Aku melihat seseorang sedang menggerayangi tubuhku dan begitu aku bangun orang itu dengan sigapnya mencengkram bahuku dan membekap mulutku dengan tangannya, mencegah agar aku tidak menjerit. Aku mulai dapat mengenali orang itu, dia adalah Warjo, si penjaga vila tetangga, usianya sekitar 30-an, wajahnya jelek sekali dengan gigi agak tonggos, pipinya yang cekung dan matanya yang lebar itu tepat di depan wajahku. “Sstt.. mendingan Neng nurut aja, di sini udah ga ada siapa-siapa lagi, jadi jangan macam-macam!” ancamnya Aku mengangguk saja walau masih agak terkejut, lalu dia pelan-pelan melepaskan bekapannya pada mulutku. “Hehehe.. udah lama saya pengen ngerasain ngentot sama Neng!” katanya sambil matanya menatapi dadaku. “Ngentot ya ngentot, tapi yang sopan dong mintanya, gak usah kaya maling gitu!” kataku sewot. Ternyata tanpa kusadari sejak berenang dia sudah memperhatikanku dari loteng vila majikannya dan itu sering dia lakukan daridulu kalau ada wanita berenang di subang Mengetahui Pak Slamet sedang tidak di sini dan aku tertidur, dia nekad memanjat tembok untuk masuk ke dalam villa Sebenarnya aku sedang tidak mood untuk ngeseks karena masih ingin istirahat, namun elusannya pada daerah sensitifku membuatku BT birahi tinggi. “Heh, katanya mau merkosa gua, kok belum buka baju juga, dari tadi pegang-pegang doang beraninya!” tantangku. “Hehe, iya Neng abis tetek Neng ini loh, montok banget sampe lupa deh” jawabnya seraya melepas baju lusuhnya. Badannya lumayan jadi juga, walaupun agak kurus dan dekil, penisnya yang sudah tegang cukup besar, seukuran sama punyanya si Budi, tukang air yang pernah main denganku Dia duduk di pinggir kursi santai dan mulai menyedot payudaraku yang paling dikaguminya, sementara aku meraih penisnya dengan tanganku serta kukocok hingga kurasakan penis itu makin mengeras. Aku mendesis nikmat waktu tangannya membelai vaginaku dan menggosok-gosok bibirnya. “Eenghh.. terus Tar.. oohh!” desahku sambil meremasi rambut Warjo yang sedang mengisap payudaraku. Kepalanya lalu pelan-pelan merambat ke bawah dan berhenti di kemaluanku. Aku mendesah makin tidak karuan ketika lidahnya bermain-main di sana ditambah lagi dengan jarinya yang bergerak keluar masuk. Aku sampai meremas-remas payudara dan menggigit jariku sendiri karena tidak kuat menahan rasanya yang geli-geli enak itu hingga akhirnya tubuhku mengejang dan vaginaku mengeluarkan cairan hangat. Dengan merem melek aku menjambak rambut si Warjo yang sedang menyeruput vaginaku. Perasaan itu berlangsung terus sampai kurasakan cairanku tidak keluar lagi, barulah warjo melepaskan kepalanya dari situ, nampak mulutnya basah oleh cairan cintaku. Belum beres aku mengatur nafasku yang memburu, mulutku sudah dilumatnya dengan ganas. Kurasakan aroma cairan cintaku sendiri pada mulutnya yang belepotan cairan itu. Aku agak kewalahan dengan lidahnya yang bermain di rongga mulutku, masalahnya nafasnya agak bau, entah bau rokok atau jengkol. Setelah beberapa menit baru aku bisa beradapatasi, kubalas permainan lidahnya hingga lidah kami saling membelit dan mengisap. Cukup lama juga kami berpagutan, dia juga menjilati wajahku yang halus tanpa jerawat sampai wajahku basah oleh liurnya. “Gua ga tahan lagi jo, sini gua emut yang punya lu” kataku. Si Warjo langsung bangkit dan berdiri di sampingku menyodorkan penisnya. Masih dalam posisi berbaring di kursi santai, kugenggam benda itu, kukocok dan kujilati sejenak sebelum kumasukkan ke mulut. Mulutku terisi penuh oleh penisnya, itu pun tidak menampung seluruhnya paling cuma masuk 3/4nya saja. Aku memainkan lidahku mengitari kepala penisnya yang mirip helm itu, terkadang juga aku menjilati lubang kencingnya sehingga tubuh pemiliknya bergetar dan mendesah-desah keenakan. Satu tangannya memegangi kepalaku dan dimaju-mundurkannya pinggulnya sehingga aku gelagapan. “Eemmpp.. emmphh.. nngg..!” aku mendesah tertahan karena nyaris kehabisan nafas, namun tidak dipedulikannya. Kepala penis itu berkali-kali menyentuh dinding kerongkonganku. Kemudian kurasakan ada cairan memenuhi mulutku. Aku berusaha menelan cairan itu, tapi karena banyaknya cairan itu meleleh di sekitar bibirku. Belum habis semburannya, dia menarik keluar penisnya, sehingga semburan berikut mendarat disekujur wajahku, kacamata hitamku juga basah kecipratan maninya. Kulepaskan kacamata hitam itu, lalu kuseka wajahku dengan tanganku. Sisa-sisa sperma yang menempel di jariku kujilati sampai habis. Saat itu mendadak pintu terbuka dan Pak Slamet muncul dari sana, dia melongo melihat kami berdua yang sedang bugil. Aku sendiri sempat kaget dengan kehadirannya, aku takut dia membocorkan semua ini pada ortuku. “Eehh.. maaf Neng, Bapak cuma mau ngambil uang Bapak di kamar, ga tau kalo Neng lagi gituan” katanya terbata-bata. Karena sudah tanggung, akupun nekad menawarkan diriku dan berjalan ke arahnya. “Ah.. ga apa-apa Pak, mending Bapak ikutan aja yuk!” godaku. Jakunnya turun naik melihat kepolosan tubuhku, meskipun agak gugup matanya terus tertuju ke payudaraku. Aku mengelus-elus batangnya dari luar membuatnya terangsang. Akhirnya dia mulai berani memegang payudaraku, bahkan meremasnya. Aku sendiri membantu melepas kancing bajunya dan meraba-raba dadanya. “Neng, tetek Neng gede juga yah.. enak yah diginiin sama Bapak?” Sambil tangannya terus meremasi payudaraku. Dalam posisi memeluk itupun aku perlahan membuka celana panjangnya, setelah itu saya turunkan juga celana kolornya. Nampaklah kemaluannya yang hitam menggantung, jari-jariku pun mulai menggenggamnya. Dalam genggamanku kurasakan benda itu bergetar dan mengeras. Pelan-pelan tubuhku mulai menurun hingga berjongkok di hadapannya, tanpa basa-basi lagi kumasukkan batang di genggamanku itu ke mulut, kujilati dan kuemut-emut hingga pemiliknya mengerang keenakan. “Wah, Pak Slamet sama majikan sendiri aja malu-malu!” seru si Warjo yang memperhatikan Pak Slamet agak grogi menikmati oral seks-ku. Warjo lalu mendekati kami dan meraih tanganku untuk mengocok kemaluannya. Secara bergantian mulut dan tanganku melayani kedua penis yang sudah menegang itu. Tidak puas hanya menikmati tanganku, sesaat kemudian Warjo pindah ke belakangku, tubuhku dibuatnya bertumpu pada lutut dan kedua tanganku. Aku mulai merasakan ada benda yang menyeruak masuk ke dalam vaginaku. Seperti biasa, mulutku menganga mengeluarkan desahan meresapi inci demi inci penisnya memasuki vaginaku. Aku disetubuhinya dari belakang, sambil menyodok, kepalanya merayap ke balik ketiak hingga mulutnya hinggap pada payudaraku. Aku menggelinjang tak karuan waktu puting kananku digigitnya dengan gemas, kocokanku pada penis Pak Slamet makin bersemangat. Rupanya aku telah membuat Pak Slamet ketagihan, dia jadi begitu bernafsu memperkosa mulutku dengan memaju-mundurkan pinggulnya seolah sedang bersetubuh. Kepalaku pun dipeganginya dengan erat sampai kesempatan untuk menghirup udara segar pun aku tidak ada. Akhirnya aku hanya bisa pasrah saja disenggamai dari dua arah oleh mereka, sodokan dari salah satunya menyebabkan penis yang lain makin menghujam ke tubuhku. Perasaan ini sungguh sulit dilukiskan, ketika penis si Warjo menyentuh bagian terdalam dari rahimku dan ketika penis Pak Slamet menyentuh kerongkonganku, belum lagi mereka terkadang memainkan payudara atau meremasi pantatku. Aku serasa terbang melayang-layang dibuatnya hingga akhirnya tubuhku mengejang dan mataku membelakak, mau menjerit tapi teredam oleh penis Pak Slamet. Bersamaan dengan itu pula genjotan si Warjo terasa makin bertenaga. Kami pun mencapai orgasme bersamaan, aku dapat merasakan spermanya yang menyembur deras di dalamku, dari selangkanganku meleleh cairan hasil persenggamaan. Setelah mencapai orgasme yang cukup panjang, tubuhku berkeringat, mereka agaknya mengerti keadaanku dan menghentikan kegiatannya. “Neng, boleh ga Bapak masukin anu Bapak ke itunya Neng?” tanya Pak Slamet lembut. Saya cuma mengangguk, lalu dia bilang lagi, “Tapi Neng istirahat aja dulu, kayanya Neng masih cape sih”. Aku turun ke kolam, dan duduk berselonjor di daerah dangkal untuk menyegarkan diriku. Mereka berdua juga ikut turun ke kolam, Warjo duduk di sebelah kiriku dan Pak Slamet di kananku. Kami mengobrol sambil memulihkan tenaga, selama itu tangan jahil mereka selalu saja meremas atau mengelus dada, paha, dan bagian sensitif lainnya. Yang satu ditepis yang lain hinggap di bagian lainnya, lama-lama ya aku biarkan saja, lagipula aku menikmatinya kok. “Neng, Bapak masukin sekarang aja yah, udah ga tahan daritadi belum rasain itunya Neng” kata Pak Slamet mengambil posisi berlutut di depanku. Dia kemudian membuka pahaku setelah kuanggukan kepala merestuinya, dia arahkan penisnya yang panjang dan keras itu ke vaginaku, tapi dia tidak langsung menusuknya tapi menggesekannya pada bibir kemaluanku sehingga aku berkelejotan kegelian dan meremas penis Warjo yang sedang menjilati leher di bawah telingaku. “Aahh.. Pak cepet masukin dong, udah kebelet nih!” desahku tak tertahankan. Aku meringis saat dia mulai menekan masuk penisnya. Kini vaginaku telah terisi oleh benda hitam panjang itu dan benda itu mulai bergerak keluar masuk memberi sensasi nikmat ke seluruh tubuh. “Wah.. seret banget memeknya Neng, kalo tau gini udah dari dulu Bapak entotin” ceracaunya. “Brengsek juga lu, udah bercucu juga masih piktor, gua kira lu alim” kataku dalam hati. Setelah 15 menit dia genjot aku dalam posisi itu, dia melepas penisnya lalu duduk berselonjor dan manaikkan tubuhku ke penisnya. Dengan refleks akupun menggenggam penis itu sambil menurunkan tubuhku hingga benda itu amblas ke dalamku. Dia memegangi kedua bongkahan pantatku yang padat berisi itu, secara bersamaan kami mulai menggoyangkan tubuh kami. Desahan kami bercampur baur dengan bunyi kecipak air kolam, tubuhku tersentak-sentak tak terkendali, kepalaku kugelengkan kesana-kemari, kedua payudaraku yang terguncang-guncang tidak luput dari tangan dan mulut mereka. Pak Slamet memperhatikan penisnya sedang keluar masuk di vagina seorang gadis 21 tahun, anak majikannya sendiri, sepertinya dia tak habis pikir betapa untungnya berkesempatan mencicipi tubuh seorang gadis muda yang pasti sudah lama tidak dirasakannya. Goyangan kami terhenti sejenak ketika Warjo tiba-tiba mendorong punggungku sehingga pantatku semakin menungging dan payudaraku makin tertekan ke wajah Pak Slamet. Warjo membuka pantatku dan mengarahkan penisnya ke sana “Aduuh.. pelan-pelan Jo, sakit tau.. aww!” rintihku waktu dia mendorong masuk penisnya. Bagian bawahku rasanya sesak sekali karena dijejali dua batang penis besar. Kami kembali bergoyang, sakit yang tadi kurasakan perlahan-lahan berubah menjadi rasa nikmat yang menjalari tubuhku. Aku menjerit sejadi-jadinya ketika Warjo menyodok pantatku dengan kasar, kuomeli dia agar lebih lembut dikit. Bukannya mendengar, Warjo malah makin buas menggenjotku. Pak Slamet melumat bibirku dan memainkan lidahnya di dalam mulutku agar aku tidak terlalu ribut. Hal itu berlangsung sekitar 20 menit lamanya sampai aku merasakan tubuhku seperti mau meledak, yang dapat kulakukan hanya menjerit panjang dan memeluk Pak Slamet erat-erat sampai kukuku mencakar punggungnya. Selama beberapa detik tubuhku menegang sampai akhirnya melemas kembali dalam dekapan Pak Slamet. Namun mereka masih saja memompaku tanpa peduli padaku yang sudah lemas. Erangan yang keluar dari mulutku pun terdengar makin tak bertenaga. Tiba-tiba pelukan mereka terasa makin erat sampai membuatku sulit bernafas, serangan mereka juga makin dahsyat, putingku disedot kuat-kuat oleh Pak Slamet, dan Warjo menjambak rambutku. Aku lalu merasakan cairan hangat menyembur di dalam vagina dan anusku, di air nampak sedikit cairan putih susu itu melayang-layang. Mereka berdua pun terkulai lemas diantara tubuhku dengan penis masih tertancap. Setelah sisa-sisa kenikmatan tadi mereda, akupun mengajak mereka naik ke atas. Sambil mengelap tubuhku yang basah kuyup, aku berjalan menuju kamar mandi. Eh.. ternyata mereka mengikutiku dan memaksa ikut mandi bersama. Akhirnya kuiyakan saja deh supaya mereka senang. Disana aku cuma duduk, merekalah yang menyiram, menggosok, dan menyabuniku tentunya sambil menggerayangi. Bagian kemaluan dan payudaraku paling lama mereka sabuni sampai aku menyindir. “Lho.. kok yang disabun disitu-situ aja sih, mandinya ga beres-beres dong, dingin nih” disambut gelak tawa kami. Setelah itu, giliran akulah yang memandikan mereka, saat itulah nafsu mereka bangkit lagi, akupun kembali digarap di kamar mandi. Hari itu aku dikerjai terus-menerus oleh mereka sampai mereka menginap dan tidur denganku di ranjang spring bed-ku. Sejak itu kalau ada sex party di vila ini, mereka berdua selalu diajak dengan syarat jangan sampai rahasia ini bocor. Aku senang karena ada alat pemuas hasratku, mereka pun senang karena bisa merasakan tubuhku dan teman-teman kuliahku yang masih muda dan cantik. Jadi ada variasi dalam kehidupan seks kami, tidak selalu main sama teman-teman cowok di kampus.
cerita dewasa paling hot